Jamur Kuping |
Di halaman depan rumahku asalnya berdiri pohon mangga Harumanis yang bertengger dengan manis, sudah pernah berbuah dan rasanya kebetulan manis kalau bersabar menunggu tua dan matang, tapi bisa juga sangat masam sekali kalau masih muda sudah dipetik.
Yang menjadi masalah pohon mangga tumbuhnya tidak jauh dari teras rumah dan dekat sekali dengan genting, terus ke depannya ada tiang listik dengan kabel berseliweran dan ada juga kabel telepon. Akhirnya karena beberapa faktor dengan sangat disayangkan dan berat hati pohon mangga peneduh halaman rumah kami ditebang juga.
Setelah beberapa waktu berlalu pada batang sisa pohon mangga ada tumbuh jamur kuping, lumayan banyak tumbuhnya. Pada mulanya dibiarkan saja takut tidak bisa dimakan, ini kan disebutnya jamur liar tumbuh dengan sendirinya bukan dari hasil menanam, takut beracun gitu lho...
Tapi kok nekad mencoba diolah untuk menjadi lauk nasi, karena kata ibu saya jamur kuping liar ini bisa dimakan.
Dari batang yang tingginya tidak lebih dari 30cm itu jamur kuping tumbuh dengan sangat subur dan banyak pula jumlahnya apalagi kalau sudah besar dan lebar-lebar, oleh suami saya rutin disemprot air supaya tetap lembab dan tidak kering. Sempat beberapa kali dipanen, mencoba dikeringkan juga sudah pernah, benar-benar anugerah dari Sang Pencipta.
Sang jamur sudah diolah dalam berbagai macam masakan, dicampur dengan soun goreng, sayur sop, campuran nugget ayam, campuran mie instan, malah direbus biasa jadi teman makan sambal juga pernah. Dan apakah beracun, oh ternyata tidak! buktinya sampai saat ini saya Alhamdulillah sehat wal'afiat, masih bisa ngeblog dengan pikiran jernih.
Jamur kupingnya sudah berhenti tumbuh kurang lebih setahun yang lalu dan batang pohon mangganya sudah hancur dimakan rayap. Dan untuk mengenangya saya menuliskannya dalam postingan kali ini. (Ah benar-benar lebay deh, hi....hi....hi....)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar